Ensiklopedia Tentang kelinci


Oktober 27, 2021

 

Kelinci

dibuat oleh syavita ayu cahyani 9a

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Kelinci

Oryctolagus cuniculus Tasmania 2.jpg

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Superfilum: Chordata

Filum: Vertebrata

Kelas: Mammalia

Ordo: Lagomorpha

Famili: Leporidae

sebagian

Genera

Pentalagus

Bunolagus

Nesolagus

Romerolagus


Brachylagus

Sylvilagus

Oryctolagus

Poelagus


Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Kelinci berkembang biak dengan cara beranak yang disebut vivipar. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu). Asal kata kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijntje yang berarti "anak kelinci". Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara mulai mengenali kelinci saat masa kolonial, padahal di Pulau Sumatra ada satu spesies asli kelinci sumatera (Nesolagus netscheri) yang baru ditemukan pada tahun 1972.


Saat ini sejumlah jenis kelinci menjadi hewan peliharaan dan hewan pedaging. Beberapa jenis kelinci sebagai hewan pedaging juga ada yang dijadikan hewan peliharaan. Jenis kelinci terbesar di dunia, yaitu Continental Giant biasanya dijadikan hewan pedaging, tetapi ada juga yang memeliharanya dan secara resmi telah menjadi kelinci terbesar di dunia dengan tinggi/panjang 4 feet + 4 inci (132 sentimeter) dan berat 3,5 stones (22,2 kilogram).[1]


Daftar isi

1 Jenis

2 Data biologis

3 Kelinci di Indonesia

4 Lihat pula

5 Referensi

6 Galeri

7 Pranala luar

Jenis[sunting | sunting sumber]

Secara umum, kelinci terbagi menjadi dua jenis. Pertama, kelinci liar. Kedua, kelinci peliharaan. Yang termasuk dalam kategori kelinci liar adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus cuniculus).


Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika musim dingin, warna kekuningan berubah menjadi kelabu.


Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain. Khusus Lyon sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar antara Angora dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias, hasil persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora jadi-jadian.


Di Indonesia hanya terdapat satu jenis kelinci, yakni Kelinci Sumatra (Nesolagus netseherischlgel), merupakan satu-satunya ras kelinci yang asli Indonesia. Habitatnya adalah hutan di pegunungan Pulau Sumatra. Panjang badannya mencapai 40 cm. Warna bulunya kelabu cokelat kekuningan.


Adapun kelinci jawa (Lepus negricollis) sebenarnya termasuk ke dalam jenis terwelu. Terwelu Jawa diperkirakan masih ada di hutan-hutan sekitar wilayah Jawa Barat. Warna bulunya cokelat perunggu kehitaman. Ekornya berwarna jingga dengan ujungnya yang hitam. Berat Kelinci jawa dewasa bisa mencapai 4 kg.


Data biologis[sunting | sunting sumber]


Bayi kelinci di dalam kandang.

Masa hidup: 5 - 10 tahun

Masa produksi: 1 - 3 tahun

Masa kehamilan: 28-35 hari (rata-rata 29 - 31 hari)

Masa penyapihan: 6-8 minggu

Umur dewasa: 4-10 bulan

Umur dikawinkan: 6-12 bulan

Masa perkawinan setelah beranak (calving interval): 1 minggu setelah anak disapih.[butuh rujukan]

Siklus kelamin : Poliestrus dalam setahun bisa 5 kali bunting

Siklus berahi: Sekitar 2 minggu

Periode estrus: 11 - 15 hari

Ovulasi: Terjadi pada hari kawin (9 - 13 jam kemudian)

Fertilitas: 1 - 2 jam sesudah kawin

Jumlah kelahiran: 4- 10 ekor (rata-rata 6 - 8)

Volume darah: 40 ml/kg berat badan

Bobot dewasa: Sangat bervariasi, tergantung pada ras, jenis kelamin, dan faktor pemeliharaan.[butuh rujukan]

Kelinci di Indonesia[sunting | sunting sumber]

Dari catatan sejarah, kelinci pertama kali dibawa ke tanah Jawa oleh orang-orang dari Belanda pada tahun 1835. Waktu itu, kelinci sudah jadi ternak hias. Di Indonesia, peternakan kelinci dibagi dua yaitu peternakan daging dan hias.


Masa hidup: 5 - 10 tahun

Masa produksi: 1 - 3 tahun

Masa bunting: 28-35 hari (rata-rata 29 - 31 hari)

Masa penyapihan: 6-8 minggu

Umur dewasa: 4-10 bulan

Umur dikawinkan: 6-12 bulan

Masa perkawinan setelah beranak (calving interval): 1 minggu setelah Anak disapih.[Referensi?]

Siklus kelamin: Poliestrus dalam setahun bisa 5 kali bunting

Siklus berahi: Sekitar 2 minggu

Periode estrus: 11 - 15 hari

Ovulasi: Terjadi pada hari kawin (9 - 13 jam kemudian)

Fertilitas: 1 - 2 jam sesudah kawin

Jumlah kelahiran: 4- 10 ekor (rata-rata 6 - 8)

Volume darah: 40 ml/kg berat badan

Bobot dewasa: Sangat bervariasi, tergantung pada ras, jenis kelamin, dan faktor pemeliharaan.

Kelinci di Indonesia, khususnya pulau Jawa,banyak diternakkan secara komersial oleh para peternak kelinci di Lembang, di mana kelinci hias menjadi primadona para peternak. Sisa kelinci yang tidak termasuk kategori hias, akan mereka jual sebagai kelinci pedaging, di mana Lembang juga merupakan konsumen daging kelinci yang cukup besar dengan mengedepankan sate kelinci sebagai komoditas utama. Selain di Lembang, sate kelinci dapat pula dijumpai di daerah Sumedang dan Kabupaten Bogor.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

penerapan situs kamus online

Ensiklopedia - Biography Tokoh